Dalam suatu hubungan apapun itu entah pacaran atau persahabatan bahkan persaudaraan sekalipun pasti yang terbayang di dalam benak kita adalah mereka yang paling mengerti mereka yang akan selalu ada dan mereka yang tidak akan berkhianat. Tapi pada kenyataannya.. Justru merekalah kadang yang membuat luka paling dalam. Ini bukan menyeramkan atau bahkan menakuti kalian terhadap komitmen-komitmen tersebut but this is the reality!
Kecewa. Siapa sih yang mau kecewa, dalam suatu hubungan yang kadang kita sudah yakini besok bisa jadi berantakan dan nggak bisa lagi diperbaiki. Ini kadang kenyataan yang orang nggak bisa terima. Orang harus memaksakan hubungan yang sudah "bobrok" demi alasan tertentu, orang harus diam menahan perasaan hanya untuk "menyelamatkan" sebuah hubungan, orang harus berekspektasi tinggi terhadap suatu hubungan yang kenyataannya justru itu semua yang sebenarnya menjerumuskan kita ke patah hati yang dalam.
Realistisnya adalah jangan membayangkan hubungan dengan judul "relationship goals" yang banyak anda lihat di Instagram, FTV bahkan Drama Korea yang sering kita semua lihat. This is a real life yang semua orang punya gengsi harga diri dan juga rasa sakit hati. Yang kita lihat di drama bahkan di FTV mungkin ada juga di dunia nyata but sekali lagi berpikirlah dengan realistis.
Saya pernah berekspektasi tinggi terhadap suatu hubungan, berharap tinggi dan yakin terhadap hubungan yang bahkan saya sudah jalankan lama. Tapi pada kenyataannya ekspektasi dan harapan saya menjatuhkan saya teramat dalam bersama patah hati saya. Rasanya apa yang saya gambarkan harus mulai saya hapus perlahan-lahan, apa yang saya lihat diatas harus baik-baik saya tutup mata untuk tak melihat ke atas lagi atau bahkan berjalan dengan menutup mata dan tak akan melihat lagi ke atas. Itu. Itu yang saya alami ketika merasakan pedihnya patah hati.
Tapi rasa kecewa itu sendiri sebenarnya karena kita berekspektasi dan berharap terlalu besar oleh seseorang atau sebuah keadaan. Dan ketika ekpektasi tersebut tidak tercapai ya itu rasanya patah hati terlepas dari siapa yang selingkuh, siapa yang berkhianat siapa yang menyakiti dan tersakiti, siapa yang berbohong dan siapa yang terbohongi. Dibalik semua dalang penyakit itu rasa patah hati dan kecewa adalah perasaan kita sendiri yang bisa kita kendalikan mau diteruskan atau mau kita kemas sebagai rasa bersyukur.
Kalau kita berpikir sedikit logis siapa yang menjamin kalau orang yang kita percaya tidak akan berkhianat? Siapa yang akan menjamin hubungan yang dibangun lama akan berakhir indah? Siapa yang akan menjamin orang yang kita peluk hari ini akan memeluk orang lain besok hari? Siapa yang akan menikah hari ini besok tidak akan bisa bercerai? Kita tidak pernah tau besok tapi kita sudah mengalami kemarin dan siap menjalani sebaik-baiknya hari ini.
Setelah melalui itu semua coba direnungkan kembali. Hal apa saja yang disyukuri setelah patah hati. Kita benar-benar dipatahkan dengan orang yang salah, dibukakan mata bahwa orang yang kita percaya tak sepantasnya kita berikan rasa percaya. Orang yang kita anggap mampu memberi kesetiaan nyatanya bisa berkhianat. Setidaknya kita dijauhkan dari orang-orang yang bersifat buruk. Itulah hal-hal yang harus kita syukuri, semakin banyak kita bersyukur maka semakin banyak pula kita memaknai betapa patah hati banyak membantu kita dalam pendewasaan diri.
Bagi kita semua yang patah hati. Semoga selalu dikuatkan dan selalu bersyukur,bukan kehidupan bukan hanya tentang hari ini, bukan hanya tentang hari-harimu yang patah. Kehidupan adalah tentang bagaimana kita akan selalu tersenyu apapun yang kita alami di masa lalu, hari ini dan esok hari. Happiness is a choice! Bukan karena hari ini orang yang membuatmu bahagia hilang bukan berarti kamu tak bisa menciptakan bahagiamu sendiri.
Bagi kalian yang telah mematahkan hati. Let's see what you give it's also what do you get! 😉
Tidak ada komentar:
Posting Komentar